SASTRA
Sastra (Sanskerta: shastra) merupakan kata serapan
dari bahasa Sanskerta ‘Sastra’, yang berarti “teks yang mengandung
instruksi” atau “pedoman”, dari kata dasar ‘Sas’ yang berarti
“instruksi” atau “ajaran” dan ‘Tra’ yang berarti “alat” atau “sarana”.
Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada
“kesusastraan” atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau
keindahan tertentu.
Sastra atau Kesusastraan adalah pengungkapan dari
fakta artistik dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia.
(dan masyarakat) melalui bahasa sebagai medium dan memiliki efek yang
positif terhadap kehidupan manusia (kemanusiaan).
Secara morfologis
kata kesusastraan, yang lebih sering hanya disebut sastra, dapat
diuraikan atas konfiks ke-an yang berarti ‘semua yang berkaitan dengani,
prefiks su ‘baik, indah, berguna’ dan bentuk dasar sastra yang berarti
‘kata, tulisan, ilmu’.Jadi, menurut uraian di atas kesusastraan adalah
semua yang berkaitan dengan tulisan yang indah. Sedang menurut arti
istilah, kesusastraan atau sastra ialah cabang seni yang menggunakan
bahasa sebagai medium.
Umumnya dikatakan bahwa keindahan atau nilai
estetis suatu cipta sastra timbul karena adanya keserasian, kesepadanan,
atau keharmonisan antara isi (= topik, amanat) dengan bentuk (= cara
pengungkapan isi). Keindahan inilah yang kemudian merebut perhatian
pembaca, dan menarik mereka ke dalam penghayatan terhadap cipta sastra
tersebut. Adanya nilai keindahan itulah yang membangkitkan perasaan
hati, sedih, gembira, puas atau sebaliknya kecewa di dalam batin
pembaca.
Sastra pada dasarnya merupakan ciptaan, sebuah kreasi bukan
semata - mata sebuah imitasi (dalam Luxemburg, 1989: 5). Karya sastra
sebagai bentuk dan hasil sebuah pekerjaan kreatif, pada hakikatnya
adalah suatu media yang mendayagunakan bahasa untuk mengungkapkan
tentang kehidupan manusia. Oleh sebab itu, sebuah karya sastra, pada
umumnya, berisi tentang permasalahan yang melingkupi kehidupan manusia.
Kemunculan sastra lahir dilatar belakangi adanya dorongan dasar manusia
untuk mengungkapkan eksistensi dirinya. (dalam Sarjidu, 2004: 2).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar